ekonomi

Puteri Anetta: Tak Ada Alasan Untuk Panik Meski Rupiah Terdepresiasi

Jumat, 3 November 2023 | 15:00 WIB
Uang USD atau Dolar Amerika Serikat. (Pande / Dids)

PANDE.co.id - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) telah mengalami depresiasi yang cukup signifikan, bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun 2023, hampir mencapai angka Rp16.000/USD.

Tentu saja, situasi seperti ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komarudin.

Meski begitu, Puteri Anetta Komarudin berharap bahwa depresiasi Rupiah terhadap Dolar tidak akan memberikan dampak signifikan pada sektor industri di Indonesia.

Dalam upayanya untuk menjaga stabilitas ekonomi, Puteri Anetta Komarudin dan anggota Komisi XI DPR lainnya telah bekerja sama dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan LPS yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Mereka berkoordinasi untuk memastikan bahwa penguatan Dolar tidak semakin merugikan sektor industri di Indonesia.

Puteri Anetta Komarudin juga mengakui bahwa masih banyak industri, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang sangat bergantung pada komoditas impor.

Oleh karena itu, dalam UU Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan Penguatan Sektor Keuangan, Bank Indonesia juga memiliki tanggung jawab dalam mendukung dan memperkuat sektor UMKM.

Terlebih lagi, Presiden Jokowi terus mendorong konsep hilirisasi, yaitu mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Puteri Anetta Komarudin menyatakan harapannya bahwa Bank Indonesia dapat mempromosikan dan mendukung komoditas lokal yang dapat menjadi alternatif untuk barang-barang impor.

Sebagai contoh, dia menyoroti kedelai, yang masih banyak diimpor dan menjadi bahan baku utama untuk makanan seperti tahu dan tempe, makanan wajib di Indonesia.

Kenaikan harga kedelai dapat berdampak besar pada UMKM, termasuk warung makan, dan pengusaha kecil.

Legislator Partai Golkar ini mendesak Bank Indonesia untuk terus menguatkan dan membina UMKM, sehingga jumlah UMKM dapat meningkat, dan ketergantungan pada impor barang makanan dan minuman dapat berkurang.

Selain kedelai, beberapa bahan baku makanan dan minuman lain yang masih bergantung pada impor adalah gandum dan gula.

Selain sektor makanan dan minuman, sektor industri lain yang akan merasakan dampak kenaikan harga bahan baku impor termasuk industri farmasi, industri petrokimia, dan tekstil.

Halaman:

Tags

Terkini