PANDE.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI menyatakan bahwa perannya sebagai pembina industri nasional adalah untuk mendukung produktivitas dan daya saing sektor industri dalam negeri.
Plt. Sekretaris Jenderal Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan, "Ranah Kemenperin adalah menjalankan kebijakan-kebijakan yang mendukung produktivitas dan daya saing sektor industri. Saat ini, fokus kami adalah langkah-langkah pengetatan arus barang impor untuk mendukung pengembangan pasar dalam negeri."
Langkah-langkah yang diambil pemerintah termasuk pengetatan arus barang impor dan perubahan aturan tata niaga impor di dalam negeri.
Dengan pengetatan produk impor, diharapkan akan mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri yang memiliki kualitas unggul.
Putu menjelaskan, "Hal ini agar industri kita semakin kuat dan produk-produknya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat."
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga menegaskan upaya pemerintah dalam memperketat arus masuk barang impor.
Hal ini dilakukan melalui revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang mengubah pengaturan tata niaga impor dari post border menjadi border untuk delapan komoditas, seperti tas, elektronik, obat tradisional, kosmetik, dan lainnya.
Revisi peraturan tersebut direncanakan akan selesai dalam dua minggu dengan proses transisi selama tiga bulan.
Selain pengetatan impor, pemerintah juga terus mendorong penyerapan produk dalam negeri melalui Program Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Presiden Joko Widodo telah mengingatkan instansi pengguna anggaran negara dan daerah untuk membeli produk-produk lokal yang telah banyak masuk di e-Katalog.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan industri dalam negeri akan semakin kuat dan mandiri, serta produk-produk lokal dapat lebih diterima oleh masyarakat.