LOMBOK SELATAN, PANDE.co.id - Saat ini, siapa yang tidak pernah mendengar kata Mandalika, terutama sejak Kementerian Pariwisata tahun 2016 memasukkan pesisir selatan Lombok tersebut dalam proyek pariwisata prestisius pada 2016; Sepuluh Bali Baru.
Sepuluh Bali Baru merupakan sebuah proyek pemerintah pusat untuk menggenjot penerimaan negara melalui kunjungan wisata di luar Bali yang merupakan tujuan tradisional wisatawan di Indonesia.
Namun, Mandalika ternyata bukanlah nama daerah atau tempat.
Nama ini justru datang dari nama dari seorang tokoh legenda masyarakat Sasak, terutama yang tinggal di wilayah pesisir selatan.
Mandalika, bedasarkan cerita tutur masyarakat Sasak, adalah seorang putri dari penguasa lokal (Datu) di wilayah Lombok Selatan.
Karena kecantikannya, banyak bangsawan laki-laki dari kedatuan lain berminat meminangnya.
Namun sayangnya, karena kesamaan maksud tersebut, niat-niat tersebut menyebabkan pertikaian antar wilayah dan peperangan yang menyengsarakan rakyat Sasak.
Mengetahui hal itu, Putri Mandalika mengumumkan pada seluruh bangsawan sasak yang tertarik untuk meminangnya dan seluruh rakyat dan pengikutnya untuk datang pada waktu dan tempat yang ia putuskan.
Pada tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak, bangsawan dan rakyat berkumpul di tepi pantai Seger, pesisir selatan Pulau Lombok, tempat yang ditunjuk oleh putri Mandalika.
Dari atas batu, ia katakan tak ingin lagi melihat kesengsaraan rakyat akibat perang memperebutkan dirinya.
Segera setelah itu, ia terjun, menceburkan dirinya ke dalam air laut.
Semua orang terkejut. Namun lebih terkejut lagi ketika tidak berselang lama, laut mulai surut, tubuh sang putri hilang, namun muncul cacing laut.
Mereka segera menuju pantai dan mengambil cacing yang dianggap sebagai jelmaan sang putri.
Sejak saat itu, setiap malam tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak, warga Lombok akan berduyun-duyun menuju pantai selatan, utamanya pantai seger.