Senin, 22 Desember 2025

Memaknai Sejarah Pembangunan Istana Putih Di Weltevreden, Perjuangan Daendels Sebagai Simbol Keseriusan Pemerintahan Kolonial Belanda

Photo Author
- Rabu, 19 Juni 2024 | 12:35 WIB
Paleis Van Daendels sebagai pusat pemerintahan di Weltevreden. (Pinterest / bintoro hoepoedio)
Paleis Van Daendels sebagai pusat pemerintahan di Weltevreden. (Pinterest / bintoro hoepoedio)

Pembangunan baru dilanjutkan kembali ketika LPJ du Bus de Gisignies menjabat sebagai Gubernur Jenderal pada 1826.

Setelah 15 tahun terbengkalai, proyek pembangunan istana putih akhirnya dikerjakan kembali.

Du Bus menunjuk Insinyur Tromp sebagai arsitek baru, dan proyek tersebut akhirnya rampung pada 1828.

 

Fungsi Utama Istana Putih

Meskipun Daendels tidak sempat menghuni Istana Putih, pembangunan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pemerintahan Hindia Belanda.

Istana Putih difungsikan sebagai kediaman dan kantor Gubernur Jenderal.

Bangunan sayap kiri dan kanan digunakan sebagai kantor pemerintahan dan tempat menjamu tamu negara.

Kompleks ini juga dilengkapi dengan istal yang dapat menampung lebih dari 100 kuda, percetakan negara, dan kantor pos.

 

Bukan Hanya Sebagai Pusat Pemerintahan

Pada masa pemerintahan Du Bus, Mahkamah Agung turut berbagi tempat di kompleks ini sebelum pindah ke gedung baru di utara Koningsplein atau Lapangan Monas pada 1848.

Istana Putih pun juga kerap menjadi pusat aktivitas sosial dan pemerintahan pada abad ke-19.

Klub Concordia yang berdiri di gedung sayap kiri sering menjadi tempat pementasan opera seperti Othello atau Verdi.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agung Risky Pranoto

Tags

Terkini

Terpopuler

X