Contohnya adalah, salah satu perayaan paling populer di Latvia adalah Jaņi, perayaan pagan matahari musim panas yang dirayakan pada hari peringatan Santo Yohanes Pembaptis.
Pada abad ke-19, gerakan nasionalis Latvia muncul dan berperan penting dalam mempromosikan budaya Latvia serta mendorong warga Latvia untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan budaya.
Pada masa ini, sering dianggap oleh warga Latvia sebagai era klasik dalam perkembangan budaya mereka.
Selama periode ini, pengaruh budaya Eropa lainnya juga mulai terlihat dalam karya seniman seperti Bernhard Borchert dari Jerman Baltik dan Raoul Dufy dari Prancis.
Namun, dengan munculnya Perang Dunia II, banyak seniman Latvia dan anggota elit budaya lainnya terpaksa melarikan diri dari negara ini.
Selain itu, mereka juga memiliki festival budaya, yaitu Latvian Song and Dance Festival, atau dalam bahasa Latvianya adalah Vispārējie latviešu Dziesmu un Deju svētki.
Festival ini menjadi salah satu budaya paling penting di Latvia dan telah berlangsung sejak tahun 1873.
Momen ini biasanya diadakan setiap lima tahun sekali.
Dalam festival ini, lebih dari 30.000 penyanyi dan penari ikut berpartisipasi.
Selama acara ini berlangsung, lagu-lagu rakyat dan lagu paduan suara klasik dinyanyikan, dengan penekanan pada nyanyian acapella.
Baru-baru ini, lagu-lagu populer modern juga dimasukkan dalam repertoar festival ini.
Setelah Latvia bergabung dengan Uni Soviet, seniman dan penulis Latvia terpaksa mengikuti gaya seni realisme sosialis yang diimpor.
Pada masa itu, musik menjadi semakin populer, terutama lagu-lagu dari tahun 1980-an.
Lagu-lagu ini sering kali mencerminkan sarkasme terhadap kehidupan di bawah rezim Soviet dan kekhawatiran akan kelestarian identitas Latvia.
Hal ini memicu protes-populer terhadap Uni Soviet dan juga meningkatkan popularitas puisi.