JAKARTA, PANDE.co.id - Tugu Monumen Nasional (Monas) adalah salah satu simbol kebanggaan Indonesia yang tak ternilai harganya.
Tugu ini didesain dengan mempertimbangkan konsep pasangan universal yang abadi, yaitu Lingga dan Yoni.
Lingga dan Yoni adalah simbol kesuburan dan kesatuan harmonis yang telah ada sejak masa prasejarah Indonesia.
Tugu ini memiliki obelisk menjulang tinggi yang melambangkan Lingga, mewakili elemen maskulin yang aktif dan positif, serta mencerminkan siang hari.
Di sisi lain, pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni, yang menggambarkan elemen feminin yang pasif dan negatif serta melambangkan malam hari.
Di sisi lain, Tugu Monas juga dapat dilihat sebagai representasi "alu" dan "Lesung," alat penumbuk padi yang umum digunakan dalam rumah tangga petani tradisional Indonesia.
Ini membuat rancang bangun Monas menjadi penuh dengan dimensi budaya Indonesia.
Monumen ini terdiri dari obelisk setinggi 117,7 meter di atas landasan persegi setinggi 17 meter yang dilapisi dengan marmer Italia.
Selain Tugu Monas, Taman Medan Merdeka Utara juga memiliki kolam seluas 25 x 25 meter yang berfungsi sebagai bagian dari sistem pendingin udara dan sebagai elemen estetis yang mempercantik penampilan Taman Monas.
Di sekitarnya, terdapat kolam air pancur yang menambah daya tarik taman ini, serta patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, yang terbuat dari perunggu seberat 8 ton.
Patung ini merupakan karya dari pemahat Italia, Prof. Coberlato, yang disumbangkan oleh Konsul Jenderal Kehormatan, Dr. Mario, sebagai wujud apresiasi terhadap Indonesia.
Pintu masuk ke Tugu Monas terletak di Taman Medan Merdeka Utara, berdekatan dengan patung Pangeran Diponegoro.
Pengunjung masuk melalui terowongan yang berada 3 meter di bawah taman dan jalan silang Monas.
