JAKARTA, PANDE.co.id – Jenderal Soedirman ternyata seorang jenderal yang memiliki latar belakang unik.
Sebagai seorang militer yang berhasil memimpin upaya mempertahankan kemerdekaan di tanah air saat awal kemerdekaan, ternyata jenderal pertama di tanah air ini berlatar belakang rakyat pada umumnya.
Seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kerapkali dikatakan lahir dari rahim rakyat, Soedirman pun demikian.
Dalam kajian dari Universitas Kristen Satya Wacana, rekam jejaknya sebelum menjadi tentara adalah seorang guru, bukan seorang bangsawan atau keturunan orang kaya ternama.
Kisahnya bermula pada tahun 1934 sejak ia lulus dari MULO Widorotomo. Saat itu, Soedirman memberanikan diri untuk menjadi guru di HIS Muhammadiyah Cilacap.
Ia ikut les privat kepada guru yang pernah mengajar di Wiworotomo demi menjadi guru.
Pimpinan Muhammadiyah saat itu, R. Moh. Kjolil, mendukung Soedirman.
Ternyata, Soedirman tampak memiliki bakat dengan menguasai teori dan praktik untuk menjadi seorang guru.
Pihak Muhammadiyah pun menetapkan Soedirman resmi sebagai guru.
Sebagai guru, Soedirman adalah guru yang disiplin, tertib, dan bertanggung jawab.
Ia memegang teguh prinsip dari Ki Hajar Dewantara berupa ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani—suatu prinsip yang dikumandangkan pendidikan nasional hingga kini.
Ia kerapkali berdiskusi dengan kepala sekolah yang berkaitan dengan pendidikan ataupun dakwah.
Di samping itu, Soedirman juga aktif bekerja di Koperasi Wijayakusuma, Cilacap.
Bahkan karena prestasi, wawasan, dan kepemimpinannya, Soedirman dipilih sebagai kepala sekolah di HIS Muhammadiyah dan sebagai Ketua Perkoperasian Bangsa Indonesia.