PANDE.CO.ID - Pengamen adalah orang yang melakukan aktivitasnya dalam mencari nafkah dengan melakukan suatu pertunjukan di tempat umum.
Pengamen biasanya menyanyikan lagu-lagu yang tengah hits milik penyanyi asli, lalu apakah pengamen melanggar hak cipta?
Lagu yang dinyanyikan atau ditampilkan oleh pengamen biasanya adalah milik orang lain yang dinyanyikan tanpa izin resmi dari yang bersangkutan.
Masalah inilah yang menjadi polemik, apakah pengamen melanggar prinsip hak cipta lagu atau tidak.
Perdebatan ini kerap ramai di media sosial, khalayak umum mempertanyakan diberlakukannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan atau musik.
Oleh karena itu, bagaimana posisi pengamen dalam hal ini?
Apakah Pengamen Melanggar Hak Cipta? Ada Aturan Resminya!
Menurut Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, Freddy Harris, PP 56 tersebut memang mengatur kewajiban pembayaran royalti bagi setiap orang yang menggunakan lagu atau musik secara komersial, dan ataupun pada layanan publik.
Lalu bagaimana dengan pengamen jalanan yang menggunakan lagu orang lain untuk mencari nafkah?
Masih menurut Freddy, hal ini sudah diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dimana pengamen masuk dalam pihak yang wajib membayar royalti.
Pernyataan Freddy ini juga belum menjadi solusi dari perdebatan yang kerap memanas di media sosial.
Pasalnya, meskipun ada ketentuan tersebut, namun pengamen tetap tidak membayar uang royalti.
Lalu bagaimana pro dan kontra dari perdebatan tentang pengamen dan hak cipta tersebut?
1. Kelompok Pro Pengamen Tidak Bayar Royalti
Ada kelompok yang pro terhadap pengamen yang tidak perlu membayar royalti karena kondisi ekonomi yang sulit.
Pengamen melakukan pekerjaan yang tidak menentu hasilnya, kadang banyak jika sedang untung, tidak jarang sangat sedikit jika tidak beruntung di hari itu.