Dikenal Sebagai Perkumpulan Yang Kontroversial
Freemasonry sendiri merupakan perkumpulan yang kontroversial, baik di kalangan penganut agama seperti Katolik dan Islam maupun di berbagai aliran politik.
Di Indonesia, Presiden Sukarno pernah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 264 Tahun 1962 yang melarang perkumpulan ini.
Namun, Keppres ini dicabut hampir 40 tahun kemudian oleh Presiden Abdurrahman Wahid melalui Keputusan Presiden Nomor 69 Tahun 2000.
Awalnya Sempat Ditentang Di Masa VOC
Pada masa VOC, sentimen anti-Masonik cukup kuat di kalangan pejabat, ketika perkumpulan ini mulai muncul di Batavia pada tahun 1760-an.
Hal ini diungkapkan oleh Paul Willem van der Veur dalam bukunya 'Freemasonry in Indonesia from Radermacher to Soekanto 1762-1961.'
Namun, menjelang keruntuhan VOC, situasi mulai berubah ketika beberapa pejabat penting pemerintahan dan militer Belanda justru bergabung ke dalamnya.
Dimulainya Pembangunan Gedung Loji Freemason
Gedung Vrijmetselaarsloge di Weltevreden dibangun saat 'La Vertueuse,' salah satu dari dua perkumpulan Freemason di Batavia, merencanakan pembangunan gedung loji baru untuk menggantikan gedung lama yang rusak.
Pembangunan dimulai setelah Pemerintah Hindia Belanda menjual sebidang tanah dekat istana Gubernur Jenderal di Weltevreden kepada La Vertueuse pada Mei 1829.
Gedung ini dirancang oleh J. Tromp, Insinyur Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Gedung-Gedung Negeri, yang juga anggota loji.