PANDE.co.id - Pernikahan sering dianggap sebagai 'bangunan' yang sakral, di mana pasangan berkomitmen untuk saling mendukung dan membangun kehidupan bersama.
Sayangnya, realitas kehidupan seringkali memunculkan tantangan, dan salah satu yang paling merusak adalah ketidaksetiaan.
Selingkuh dalam pernikahan, yang dapat terjadi baik sebelum maupun setelah memiliki anak, tidak hanya merugikan pasangan yang terlibat, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam pada anak-anak yang mungkin terlibat dalam situasi tersebut.
Dampak Selingkuh Pada Pasangan Yang Belum Memiliki Anak
Selingkuh dalam pernikahan yang masih baru dapat menyebabkan kehancuran percikan romansa awal.
Kepercayaan yang telah dibangun dengan susah payah dapat hancur dalam sekejap, meninggalkan luka emosional yang sulit sembuh.
Pasangan mungkin merasa kehilangan arah dan motivasi, dan dalam beberapa kasus, keputusan untuk bercerai mungkin dianggap sebagai solusi terbaik.
Selain itu, selingkuh juga dapat merugikan kesehatan mental pasangan yang dikhianati.
Rasa rendah diri, depresi, dan kecemasan mungkin timbul akibat perasaan diabaikan dan terkhianati.
Proses pemulihan membutuhkan waktu dan upaya bersama untuk membangun kembali kepercayaan yang rusak.
Dampak Selingkuh Pada Pasangan Yang Sudah Memiliki Anak
Ketika selingkuh terjadi dalam pernikahan yang sudah melibatkan anak-anak, dampaknya bisa lebih kompleks.
Anak-anak menjadi saksi langsung dari konflik di antara orang tua mereka, yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan psikologis mereka.
Ketidakstabilan dalam hubungan orang tua juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan anak-anak.