religi

Praktik Agama Hindu Di Indonesia Dan Konsep Ketuhanan Yang Diajarkannya, Mengenal Ista Dewata Dalam Siwa Tattwa

Kamis, 4 Juli 2024 | 06:05 WIB
Ilustrasi sebuah Pura Hindu yang indah dan megah. (Deep Dream Generator / AI Generated)

Misalnya, petani memuja Dewi Sri sebagai dewi kesuburan, nelayan memuja Dewa Baruna sebagai penguasa lautan, siswa memuja Dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan.

Ada juga pedagang yang memuja Dewa Rambut Sedhana untuk kelancaran usaha, dan pelaku seni memuja Siwa sebagai Iswara atau Sang Hyang Kawiswara.

Dalam ajaran Siwa Siddhanta, yang dianut oleh rata-rata umat Hindu di Indonesia, ajaran Weda diterapkan melalui Seha (pengajaran), Puja (pemujian), Sesana (tata susila), Indik (tata laksana), dan Tutur (ajaran lisan).

Sumber-sumber ajaran Siwa Siddhanta mencakup Bhuwanakosa, Jnana Siddhanta, Tattwa Jnana, Wrhaspati Tattwa, Ganapati Tattwa, dan Sang Hyang Maha Jnana.

Di dalam Siwa Tattwa, Sang Hyang Widhi dikenal sebagai Ida Bhatara Siwa, yang bermanifestasi dalam berbagai wujud sebagai Bhatara dan Bhatari.

Sifat Bhatara ini adalah eka (esa) dan aneka (beragam), yang menggambarkan keesaan dan keragaman manifestasi Tuhan.

Kedudukan Dewa Siwa dapat terlihat pada salah satu puja yang sering digunakan dalam sembahyang di sangah merajan.

Puja tersebut diantaranya adalah: "Om Brahma Wisnu Iswara Dewam. Tripurusa Suddhatmakam. Tridewa Trimurti Lokam. Sarwa Wighna Winasanam."

Yang artinya "Ya Tuhan, dalam wujud-Mu sebagai Dewa Brahma, Wisnu, Iswara, Tripurusa Maha Suci, Tridewa adalah Trimurti, semoga hamba terbebas dari segala bencana."

Selain ajaran tentang ketuhanan, Siwa Siddhanta juga memuat ajaran tentang atma (jiwa), karma phala (hukum karma), punarbawa (reinkarnasi), dan moksa (pembebasan).

Tata susila dalam Siwa Siddhanta erat kaitannya dengan Tria Kaya Parisuddha, yang mencakup Kayika Parisuddha (perbuatan benar), Wacika Parisuddha (perkataan benar), dan Manacika Parisuddha (pikiran benar).

Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran ini, umat Hindu diharapkan dapat mencapai kebahagiaan spiritual dan kesejahteraan hidup di dunia.

Praktik keagamaan yang dilakukan dengan penuh keyakinan dan ketulusan akan membawa keberuntungan dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman:

Tags

Terkini