Kesamaan-kesamaan tersebut juga harus terdapat pada hak kompensasi, hak hidup layak, hak menikmati pembangunan, dan tidak adanya pihak yang dirugikan serta adanya keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan.
Dalam istilah Agama Islam, keadilan diartikan sebagai 'tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.'
Jika mengambil contoh pada aspek ekonomi, maka implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak boleh mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.
Tanpa keadilan, manusia akan terkotak-kotak dalam berbagai golongan, dan terjadi eksploitasi manusia atas manusia.
Keadilan Menurut Agama Islam
Dalam pandangan Agama Islam, keadilan merupakan nilai yang tidak dapat terpisahkan dari moralitas.
Nilai ini didasarkan pada ajaran absolut yang diwahyukan Tuhan, dan penerimaan manusia terhadap nilai-nilai tersebut adalah suatu kewajiban.
Murtadha Muthahhari memaknai keadilan sebagai keadaan yang seimbang dalam masyarakat, dimana berbagai syarat terpenuhi sehingga masyarakat dapat bertahan dan memberikan pengaruh yang diharapkan serta memenuhi tugas yang ditetapkan padanya.
Dengan demikian, konsep keadilan tidak hanya terkait dengan aspek hukum tetapi juga menyentuh berbagai dimensi kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan moral.
Penerapan keadilan yang benar akan menciptakan harmoni dan kesejahteraan dalam masyarakat.
