Senin, 22 Desember 2025

Ketua PWI Dilindungi, Presiden Diobok-Obok

Photo Author
- Senin, 10 Juni 2024 | 12:25 WIB
Ketua Umum SPRI, Heintje Grontson Mandagi. (foto: istimewa)
Ketua Umum SPRI, Heintje Grontson Mandagi. (foto: istimewa)

Jika wartawan korupsi dan dilindungi media, maka akibatnya pilar utama kontrol sosial pers yakni wartawan dan media menjadi runtuh dan hancur berkeping-keping.

'Kuburan' masal pers Indonesia pun terhampar di mana-mana.

Keputusan Dewan Kehormatan PWI memberi sanksi dan pemecatan terhadap petinggi PWI sayangnya tak bisa diamankan seluruh jajarannya hingga ke daerah.

Semua seirama diam tak bersuara.

Rasanya malu mengaku sebagai wartawan.

Saya mencoba merekayasa perbincangan kalangan bawah terkait kasus korupsi Ketua PWI Hendri Cs.

Dua tokoh rekayasa berikut yakni si Unyil dan si Usro.

"Bro, tau gak kamu ada ketua wartawan korupsi? Tapi teman-teman medianya gak berani beritakan dan malah melindunginya," kata Unyil kepada Usro temannya.

Usro pun langsung menanggapinya, "Wah enak banget ya jadi wartawan. Kalau korupsi gak ada beritanya di media nasional. Kita-kita ini kalau maling sesuatu dan ditangkap polisi pasti jadi berita menarik bagi media. Nah giliran dia maling uang rakyat, mana berita televisi, kok gak ada? Gue jadi gak percaya sama media," kata Usro kesal.

Melihat kawannya kesal, si Unyil pun berkata: "Pada kemana ya si Rocky Gerung, aktifis ICW, petinggi LSM anti korupsi, Ketua Dewan Pers bu Nining, Effendi Ghazali, dan para vokalis sok suci lainnya?"

Sebagai penutup, pertanyaan si Unyil tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. *


Artikel ini merupakan opini dari Heintje Grontson Mandagi, Ketua Umum DPP Serikat Pers Republik Indonesia dan Ketua LSP Pers Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Irfan Saemy

Tags

Terkini

Terpopuler

X