PANDE.co.id - Perhelatan CHANDI (Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation) Summit 2025 yang digelar di Sanur, Bali, resmi dibuka pada tanggal 3 September 2025 secara langsung oleh Menteri dan Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon dan Giring Ganesha.
Mengangkat tema Culture for the Future, event yang dihadiri oleh para Menteri dan delegasi dari 40 negara ini memfasilitasi Ministerial Meeting, seminar pleno, diskusi panel, lokakarya warisan kebudayaan, serta kunjungan delegasi ke institusi pendidikan terkait kebudayaan dan desa wisata.
“Indonesia merupakan negara Megabiodiversity dengan ribuan potensi warisan budaya tak benda. Namun yang terdaftar di UNESCO baru ada beberapa, diantaranya adalah Batik, Wayang, Pencak Silat, Kebaya, dan Kolintang. Kami harapkan melalui event ini, kita bersama dapat mendorong pendekatan inklusif kebudayaan yang tangguh dan berkelanjutan sehingga kedepannya kita juga bisa bersama mengembangkan ekonomi budaya dan industri budaya.” Papar Fadli Zon di sela-sela agenda kunjungan bersama delegasi di Institut Seni Indonesia Denpasar.
Kolintang adalah alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara, yang telah diakui dan terdaftar sebagai warisan budaya tak benda oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Dalam perhelatan CHANDI Summit 2025 ini, musik Kolintang turut ditampilkan secara langsung melalui Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN Indonesia) dan Ikatan Pelatih Kolintang Indonesia (IPKOLINDO).
“Harapannya regenerasi pemain muda musik Kolintang semakin dikembangkan dan ditopang melalui kolaborasi dan inovasi dengan tidak meninggalkan pakem tradisi yang sudah ada, sehingga warisan budaya leluhur kita ini tidak hilang." Ungkap ketua umum Ikatan Pelatih Kolintang Indonesia (IPKOLINDO), Ferdinand Soputan yang ditemui di sela-sela kegiatan CHANDI Summit 2025.