kultur

Mengenal Wawacan Sulanjana, Sebuah Warisan Budaya Literasi Bangsa Berupa Mitologi Dari Tanah Sunda

Jumat, 14 Juni 2024 | 20:45 WIB
Lukisan Dewi Sri sebagai salah satu karakter dalam Wawacan Sulanjana. (foto : lazada)

PANDE.co.id – Indonesia, atau yang dulu lebih dikenal sebagai Nusantara, memiliki keragaman budaya yang begitu luas.

Mulai dari seni pahat hingga seni literatur, setiap wilayah di Indonesia punya keunikan yang berbeda dari Sabang sampai Merauke.

Dan pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai sebuah seni literatur yang terkenal di wilayah Pulau Jawa, khususnya di Tanah Sunda.

Seni yang dimaksud tidak lain ialah sebuah sastra berunsur mitologi bernama Wawacan Sulanjana.

Wawacan Sulanjana adalah salah satu naskah sastra Sunda yang mengandung teks mitologi tentang Nyi Pohaci Sanghyang Sri atau yang lebih dikenal sebagai Sang Dewi Padi.

Naskah ini menjadi bukti penting dari kekayaan budaya dan sastra masyarakat Sunda.

Istilah ‘Wawacan’ merujuk pada genre sastra berbentuk puisi yang populer di kalangan masyarakat Sunda pada abad ke-19.

Sementara itu, ‘Sulanjana’ adalah tokoh utama dalam cerita ini yang bertugas melindungi tanaman padi dari serangan hama perusak padi.

Bukan sembarang hama, namun mereka adalah para jelmaan dewa atau makhluk sakti seperti Sapi Gumarang, Kalabuat (babi hutan), dan Budug Basu.

Cerita dalam Wawacan Sulanjana mencerminkan kehidupan agraris masyarakat Sunda, di mana padi memiliki peran sentral dalam kehidupan sehari-hari.

Teks ini tidak hanya sekedar menjadi hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan pengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan serta tanaman pangan.

Kepopuleran Wawacan Sulanjana sangat terlihat di berbagai daerah pedesaan di Jawa Barat, seperti Sumedang, Majalengka, dan Kuningan.

Naskah ini tersebar luas dan menjadi bagian penting dari tradisi lisan dan tertulis bagi masyarakat Sunda.

Berdasarkan penelusuran berbagai katalog, terdapat sejumlah naskah Wawacan Sulanjana yang tersimpan di beberapa lembaga penyimpanan.

Lembaga-lembaga tersebut diantaranya ialah Perpustakaan Nasional RI di Jakarta (dua naskah), EFEO Bandung (satu naskah), dan Perpustakaan Universitas Leiden di Belanda (lima naskah).

Halaman:

Tags

Terkini