PANDE.co.id - Mengungkap jalinan kesejarahan pulau Bali, temuan arkeologis di sekitar Danau Batur menyoroti peran sentral danau ini sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat pada zaman purba.
Pulau Bali, dengan keindahan alamnya yang memukau, telah menyaksikan kehidupan manusia sejak masa paleolitik sekitar 40.000 tahun yang lalu.
Berdasarkan buku Sejarah Bali: Dari Prasejarah Hingga Modern, artefak paleolitik seperti kapak perimbas dan kapak genggam yang ditemukan di Desa Kedisan dan Desa Trunyan, tepat di tepi Danau Batur, menggambarkan hubungan erat antara masyarakat purba dengan danau ini.
Lokasi strategis di pinggir danau memberikan akses mudah ke sumber air yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.
Kondisi geografis yang mendukung, dengan perbukitan di sekitar dan dekat dengan sumber air, menciptakan lingkungan yang ideal untuk kehidupan manusia pada masa itu.
Danau Batur bukan hanya menjadi sumber air, tetapi juga penyedia keanekaragaman hayati yang melimpah.
Masyarakat paleolitik mengandalkan ekosistem danau dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, termasuk dalam kegiatan berburu dan meramu.
Keberadaan danau ini menciptakan ecotone yang memberikan kemudahan bagi manusia purba dalam menjalani kehidupan mereka.
Pergulatan kehidupan masyarakat purba di sekitar Danau Batur menciptakan fondasi bagi organisasi sosial yang terbentuk pada masa mesolitik.
Dengan menyoroti peran sentral Danau Batur dalam kehidupan masyarakat Bali zaman purba, kita dapat lebih memahami betapa pentingnya hubungan erat antara manusia dan lingkungannya.
Danau ini tidak hanya memberikan air, tetapi juga membentuk cara hidup, mata pencaharian, dan organisasi sosial masyarakat Bali pada masa-masa kuno.
Temuan arkeologis ini membuka jendela menuju masa lalu yang kaya akan cerita dan kehidupan yang terpahat di bumi Bali.