kultur

Torehan Pertempuran Leuwiliang Bogor Antara Jepang Dan Sekutu Di Museum Prasasti Jakarta

Kamis, 2 November 2023 | 05:00 WIB
Prasasti berbahasa Jepang yang ada di Museum Prasasti. (Pande / Rinus Muntu)

PANDE.co.id - Museum Prasasti di Jakarta Pusat ternyata menyimpan sebuah nisan yang bukan hanya diisi oleh orang Eropa, namun juga Tentara Jepang.

Sungguh ironi, taman pemakaman yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ini diisi oleh nisan dari Jepang, yang berkonflik dengan mereka pada masa Perang Dunia II.

Disinyalir bahwa pada masa pendudukan Jepang, areal makam turut dikuasai oleh mereka.

Maka dari itu, Jepang pada masa itu juga memfungsikan area ini untuk kepentingan mereka.

Namun dapat diasumsikan juga bahwa nisan tersebut sebelumnya ditaruh di Leuwiliang sejak Juni 1942 seperti yang tertulis di nisan, namun entah kapan dipindahkan ke area Museum Prasasti.

Di daerah Leuwiliang sendiri, tepatnya di Tjianten, berdiri sebuah monumen peringatan dalam rangka peristiwa tersebut.

Pada nisan tersebut ditulis, dan ditujukan untuk korban-korban dari pihak Jepang saat bertempur dengan Tentara Belanda dan Sekutu di Leuwiliang, Bogor.

Prasasti berbahasa Jepang lengkap dengan nama-nama tentara Jepang yang gugur pada Pertempuran Leuwiliang. (Pande / Rinus Muntu)

Kilas Balik Pertempuran Leuwiliang

Dilansir dari berbagai sumber, Pertempuran Leuwiliang sendiri dicatat sebagai salah satu momen penting dalam sejarah Jepang dan Belanda di Indonesia, yang menggambarkan perjuangan dan pengorbanan dari kedua belah pihak.

Ini adalah pertempuran yang terjadi selama Perang Dunia II, di mana pasukan Jepang, yang akhirnya menguasai Indonesia, dan pasukan sekutu saling berhadapan di Leuwiliang, Bogor.

Pertempuran ini dimulai ketika pasukan Jepang mendarat di Pulau Jawa pada 1 Maret 1942 setelah memenangkan Pertempuran Laut Jawa.

Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Mayjen Yumio Nasu bergerak cepat untuk merebut jembatan dan kota Buitenzorg (kini Kota Bogor) dengan tujuan menghentikan mundurnya tentara Belanda.

Meskipun jumlah pasukan keduanya hampir seimbang, pasukan Jepang mampu merebut Serang dan Rangkasbitung tanpa hambatan dari pihak Belanda.

Halaman:

Tags

Terkini