kultur

Ketika Unsur Jawa dan Eropa Menyatu dalam Pura Mangkunegaran

Sabtu, 28 Oktober 2023 | 07:00 WIB
Pura Mangkunegaran. (pariwisatasolo.surakarta.go.id)

 

SOLO, PANDE.co.id - Pura Mangkunegaran merupakan peninggalan budaya yang mempesona dengan menggabungkan keindahan arsitektur Jawa dan Eropa.

Istana ini menjadi saksi bisu sejarah Mangkunegaran.

Pertama kali dibangun pada tahun 1757 oleh Mangkunegara I, Pura Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Mangkunegaran yang terletak di Surakarta, Indonesia.

Setelah Penandatanganan Perjanjian Salatiga, pembangunan Pura Mangkunegaran menjadi titik awal pendirian Kadipaten Mangkunegaran.

Raden Mas Said yang dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa menjadi "Pangeran Adipati" dengan gelar Mangkunegara I.

Sebagai konsekuensi dari kolonialisme Belanda, Pura Mangkunegaran ini tidak terlepas dari pengaruh arsitektur Eropa.

Pengaruh arsitektur Eropa terlihat pada beberapa elemen, seperti penggunaan gable dan dormer pada seluruh bangunan, tiang besi bergaya kolonial, serta ornamen-ornamen Eropa seperti relief malaikat, kaca patri, lampu gantung, dan hiasan bergaya Eropa.

Di sisi lain, elemen arsitektur Jawa juga mendominasi Pura Mangkunegaran, termasuk atap Jawa, tiang saka, dan ragam hias khas Jawa.

Konsep aling-aling digunakan sebagai penghalang agar orang luar tidak bisa melihat bagian dalam istana secara langsung, menggambarkan tingkat privasi yang berbeda dalam budaya Jawa.

Pura Mangkunegaran juga mencerminkan kosmologi Jawa yang mendalam.

Dalam kosmologi Jawa, pembagian ruang berdasarkan tingkat privasi.

Pura Mangkunegaran dibagi menjadi tiga bagian: Pendhapa Ageng dan bangunan kantor yang terbuka untuk umum; Pringgitan hanya dapat dikunjungi oleh tamu; dan Dalem Ageng yang hanya dapat dimasuki oleh keluarga Mangkunegara dan abdi dalem.

Bangunan utama Pura Mangkunegaran menghadap ke selatan, yang dihubungkan dengan Ratu Kidul sebagai penguasa Laut Selatan, menunjukkan hubungan istana dengan entitas gaib.

Halaman:

Tags

Terkini