kultur

Jejak Sejarah Lapangan Banteng: Dari Hutan ke Rekreasi

Rabu, 11 Oktober 2023 | 21:00 WIB
Lapangan Banteng. (Pexels.com/Mat Umar)

 

JAKARTA, PANDE.co.id – Bagaimana kondisi wilayah Lapangan Banteng tiga abad lalu?

Terletak di Jakarta Pusat, Lapangan Banteng yang kini menjadi sebuah fasilitas publik untuk berekreasi ini menjadi salah satu tempat favorit wisata santai.

Pada masa lalu, wilayah ini menjadi wilayah andalan untuk berbagai macam hal, terutama untuk melakukan kegiatan berburu.

Menurut A. Heuken dalam buku Medan Merdeka-Jantung Ibukota RI, tepatnya tahun 1644, wilayah sekitar Lapangan Banteng merupakan sarang harimau dan banteng.

Tak hanya itu, bahkan pula ada binatang badak dan buaya di rawa-rawa.

Orang-orang masih suka memburu binatang-binatang tersebut selama 200 tahun. Kala itu, wilayahnya masih menjadi hutan belantara.

Saat itu, wilayah tersebut tidak aman untuk orang Belanda dan China yang berada di dalam tembok Batavia.

Baru pada tahun 1830, ketika wilayah sekitar Lapangan Banteng sudah mulai dijadikan lahan berguna, polisi melakukan pelarangan terhadap para pemburu untuk melakukan latihan tembak.

Penggunaan lapangan ini awalnya sebagai tempat membuat batu bata. Lantaran seperti itu, banyak kubang besar yang penuh dengan air.

Para binatang kerbau menyukai kubangan-kubangan tersebut.

Atas dasar itu, Namanya disebut sebagai Lapangan Banteng atau Buffelsveld dalam Bahasa Belanda.

Di wilayah ini, salah satu Gubernur Jenderal, Maetsuyker, suka memburu celeng, kijang, dan banteng sebagai latihan tembak.

Ketika masa kepemimpinan Daendels, Lapangan Banteng diberi nama Champ de Mars pada tahun 1809.

Halaman:

Tags

Terkini