Wanita sering kali dianggap lebih empatik dan mampu berkomunikasi dengan lebih baik, baik secara lisan maupun tertulis.
Kemampuan untuk memahami kebutuhan dan perasaan orang lain, serta menyampaikan informasi dengan jelas dan sopan, merupakan nilai tambah dalam profesi ini.
4. Preferensi Perusahaan
Banyak perusahaan secara tradisional lebih memilih wanita untuk posisi sekretaris atau asisten personal karena mereka menganggap wanita lebih cocok dalam peran ini.
Ini bisa disebabkan oleh pandangan lama yang masih beredar bahwa wanita lebih sabar, teliti, dan rapi dalam bekerja.
Meskipun pandangan ini bisa dibilang kuno dan cenderung stereotipikal, namun kenyataannya masih banyak mempengaruhi keputusan perekrutan.
5. Pengaruh Sosial dan Pendidikan
Di banyak negara, termasuk Indonesia, sistem pendidikan dan sosial sering kali mendorong wanita untuk mengambil peran-peran yang dianggap cocok dengan 'kodrat' mereka.
Program pendidikan kejuruan yang berfokus pada keterampilan sekretaris atau administratif sering kali lebih menarik minat wanita.
Akibatnya, lebih banyak wanita yang memiliki kualifikasi dan pengalaman dalam bidang ini.
6. Pasar Kerja Dan Persaingan
Dalam pasar kerja yang kompetitif, wanita mungkin lebih banyak melamar posisi sekretaris atau asisten personal karena peluang untuk diterima lebih besar dibandingkan posisi lain yang mungkin lebih didominasi oleh pria.
Perusahaan juga cenderung menerima wanita karena sesuai dengan ekspektasi dan stereotip yang ada.
Meskipun ada banyak faktor yang mempengaruhi mengapa posisi sekretaris atau asisten personal lebih banyak diisi oleh wanita, penting untuk mencatat bahwa banyak dari alasan ini berakar pada stereotip gender dan norma sosial yang telah lama ada.