Kram di kaki juga dapat mengganggu tidur, mengurangi kualitas hidup, dan bahkan menyebabkan gejala depresi.
Walaupun merupakan masalah yang umum, penelitian mengenai kram di kaki, termasuk sejauh mana prevalensinya dan dampaknya pada pasien, masih terbatas dan perlu lebih banyak penelitian yang mendalam.
Studi ini tidak hanya memberikan kontribusi dalam mengembangkan survei yang valid untuk mengidentifikasi kram di kaki sebagai fenomena klinis yang signifikan.
Tetapi juga menghadirkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kondisi ini, yang belum mendapatkan penelitian signifikan sejak tahun 1991.
Hasil penelitian baru ini menggarisbawahi bahwa banyak pasien yang mengalami kram di kaki cenderung tidak melaporkan masalah ini kepada dokter umum, bahkan saat mereka sudah mengalaminya selama rata-rata empat tahun.
Para penulis studi menggambarkan kram di kaki sebagai gejala menurunnya kesehatan, penurunan kebugaran fisik, dan tahap penuaan yang lebih lanjut.
Mereka mendorong para dokter untuk memeriksa sejauh mana dan seberapa sering kram di kaki terjadi pada pasien mereka.
Selain itu, mereka juga mendorong untuk menganggap hal ini sebagai gejala penurunan kualitas hidup
Para penulis juga mendorong agar para dokter mengambil langkah-langkah aktif dalam penanganan masalah ini sebagai bagian dari upaya mencapai penuaan yang sehat.