Peralihan Kepemilikan Karena Masalah Keuangan
Pada tahun 1982, Grup Salim memasuki bisnis mie instan dengan brand Sarimi.
Dengan posisi bisnisnya yang kuat, Grup Salim memberi tawaran agar Indomie dapat berpindah kepemilikan ke Grup Salim.
Tawaran ini diterima oleh Djajadi dan rekan-rekannya, hingga kedua belah pihak membentuk perusahaan kolektif pada tahun 1984 bernama PT Indofood Interna Corporation.
Djajadi dan rekan-rekannya memegang 57,5 persen saham, sementara Grup Salim memiliki 42,5 persen.
Namun, masalah dimulai ketika perusahaan Djajadi mengalami masalah keuangan pada tahun 1993.
Grup Salim langsung memutus hubungan dengan perusahaan Djajadi dan mengambil alih seluruh sahamnya di PT Indofood Interna.
Mendirikan Mie Gaga
Setelah terpaksa keluar dari PT Indofood Interna Corporation, Djajadi tetap berjuang dan tidak putus asa.
Ia kemudian mendirikan PT Jakarana Tama, sebuah perusahaan yang juga memproduksi mie instan.
Mie instan yang diproduksi di Jakarana Tama, dibuat dengan brand Gaga.
Di bawah PT Jakarana Tama, ia juga memproduksi makanan kalengan, sosis siap makan, dan bumbu penyedap dengan brand yang sama.
Perusahaan ini pun dikenal dengan nama-nama produk yang unik seperti '100, 1000, Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, dan Sosis Loncat.