Disertasi doktoralnya berjudul "Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia," dengan studi kasus di Mindanao dan Maluku.
Dengan background pendidikan tinggi yang kuat, ia bertekad untuk menjadi seorang politisi yang matang dengan ilmu, bukan asal-asalan.
Selain sebagai politikus muda, ia juga pernah menjadi Direktur Eksekutif Maarif Institute yang didirikan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.
Pada tahun 2009, Raja Juli Antoni mencalonkan diri sebagai anggota legislatif untuk Pemilihan Umum Legislatif 2009 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat IX.
Meskipun tidak terpilih pada pemilihan tersebut, ia terus berkontribusi dalam dunia politik.
Raja Juli Antoni juga pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015–2020.
Tetapi kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri demi berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang ia dirikan bersama sejumlah politikus muda lainnya.