Ketika Vasco siap untuk bersekolah, ia pergi ke Évora, yang jaraknya sekitar 70 mil timur laut Sines.
Kota tersebut tampak seperti dunia lain baginya, dengan banyaknya kebun buah, kebun anggur, serta hutan pohon zaitun, gabus, dan kastanye yang subur.
Ladang gandum yang subur sejauh mata memandang betul-betul pemandangan sangat berbeda dengan kampung halamannya yang berbatu dan berpasir.
Di Kota Évora, Vasco merasa terpesona oleh jalan-jalan sempit berbatu dan bangunan-bangunan yang tinggi.
Ia terkesan melihat istana megah Raja Portugal dan para penjaga yang mengenakan helm mengkilap.
Tidak pernah terpikirkan oleh Vasco bahwa suatu hari ia akan menghabiskan banyak waktu di dalam tembok istana tersebut bersama sang raja.
Vasco perlu waktu untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya sebagai pelajar di Évora.
Penduduk-penduduk disana tampak berbeda dari penduduk Sines yang berkulit perunggu dan berwajah kasar.
Mereka terlihat lebih cerah, lebih tinggi, dan lebih kurus jika dibandingkan dengan rata-rata perawakan para penduduk Sines.
Pakaian mereka pun juga berbeda, di Évora para penduduknya mengenakan mantel kulit domba dan celana terbelah yang diikat dengan tali.
Setiap hari, para wanita berlalu-lalang mengisi guci tanah liat merah dengan air dari mata air batu dan berjalan pulang dengan anggun.
Kehidupan Vasco Da Gama Di Évora
Vasco belajar banyak budaya di Évora dan mendengarkan banyak ide-ide baru dari pengunjung asing yang sering melewati kota ini.
Meski kadang merasa rindu dengan suasana rumah, ia bertekad untuk menguasai pelajaran dalam navigasi, matematika, dan astronomi.
