Senin, 22 Desember 2025

Gebyar Toleransi Tangerang: Merawat Kerukunan Antar Umat Beragama

Photo Author
- Sabtu, 7 Oktober 2023 | 09:33 WIB
Poster Gebyar Toleransi Tangerang yang diselenggarakan di Teluknaga, Kabupaten Tangerang. (Mujtama Madani Institute)
Poster Gebyar Toleransi Tangerang yang diselenggarakan di Teluknaga, Kabupaten Tangerang. (Mujtama Madani Institute)

PANDE.co.id - Seminggu yang lalu, Mujtama Madani Institute menjadi tuan rumah acara Gebyar Toleransi Tangerang dengan tema yang menginspirasi, "Menciptakan Harmoni Dalam Perbedaan, Untuk Merawat Kerukunan Antar Umat Beragama."

Program ini diselenggarakan berkat hasil kerja sama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia, sebagai bagian dari upaya mengakselerasi Gerakan Moderasi Beragama dalam rangka Tahun 2023.

Pentingnya peran Kabupaten Tangerang, khususnya Teluknaga, dalam menjadi teladan bagi masyarakat multi-etnis untuk bersatu dalam melestarikan kebhinekaan menjadi sorotan dalam acara ini.

Dr. KH. M. Imadadun Rahmat, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mujtama Madani dan pendiri Mujtama Madani Institute, mengungkapkan, "Kabupaten Tangerang, khususnya Teluknaga harus dapat menjadi contoh bagaimana masyarakat multi-etnis bersatu padu dalam merawat kebhinekaan."

Irjen. Pol. Ibnu Suhendra, S.Ip., Deputi II BNPT-RI, memberikan paparan mengenai Peran Pemuda Dalam Membendung Paham Intoleran dan Radikalisme.

Dia menekankan pentingnya peran pemuda, termasuk Ansor-Banser, sebagai garda terdepan dalam melawan paham-paham yang dapat merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain itu, wawasan kebangsaan harus senantiasa ditanamkan dalam kegiatan kaderisasi.

Elvan Wicaksana Wiguna, Sekretaris Perhimpunan INTI Banten, menjelaskan, "Dialog kebangsaan lintas keagamaan antar pemuda di Tangerang, rutin kami laksanakan. Dengan tujuan untuk merawat dan memberikan ruang-ruang komunikasi dan diskusi yang mendalam terkait wawasan kebangsaan."

Sebuah ilustrasi yang sederhana namun mendalam disampaikan oleh Masyur Al-Farisy, seorang penggerak Gusdurian yang akrab dipanggil Bang Pacun.

Dia menjelaskan, "Agama mengajarkan kepada kita semua, bagaimana cara untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya, seperti contoh saat kita sudah berwudhu untuk mensucikan diri sebelum beribadah. Namun, dalam waktu yang bersamaan, terdapat lebih dari tiga kilo najis yang berada dalam perut kita. Tapi, hal tersebut tidak membatalkan kesucian kita. Namun, bila benda tersebut keluar, yang tidak pada tempatnya, maka kita menjadi batal dalam berwudhu."

Ilustrasi tersebut mencerminkan esensi dari toleransi.

Acara Gebyar Toleransi Tangerang yang berlangsung di Pondok Pesantren Mujtama Madani, Lemo, Teluknaga, dihadiri oleh berbagai organisasi lintas kalangan.

Mereka yang hadir termasuk jajaran FKUB Kabupaten Tangerang, tokoh agama, dan organisasi kepemudaan.

FKUB Kabupaten Tangerang memberikan penghargaan kepada Mujtama Madani Institute atas upayanya dalam merawat kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama melalui program ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dewa Putu Wijana Astrawan

Tags

Terkini

Terpopuler

X