turisme

Kampung Batik Kauman: Kampung Batik Tertua di Solo

Selasa, 24 Oktober 2023 | 20:00 WIB
Kampung Batik Kauman. (visitjawatengah.jatengprov.go.id)

 

SOLO, PANDE.co.id - Kampung Batik Kauman merupakan pusat batik tertua di Kota Solo. Kampung ini menjadi salah satu destinasi yang kaya akan sejarah dan tradisi batik.

Terletak dekat dengan jalan utama Slamet Riyadi dan Jalan Rajiman, akses ke Kampung Batik Kauman dapat ditempuh dengan mudah menggunakan bus Batik Solo Trans (BST) dari Stasiun Balapan.

Menurut catatan sejarah, Kampung Batik Kauman adalah pemukiman bagi kaum abdi dalem Keraton Kasunanan yang mempertahankan tradisi batik dengan tekun pada masa lalu.

Dibandingkan dengan daerah Kampung Laweyan, batik Kauman lebih dikenal dengan motif batik klasik yang terinspirasi oleh standar keraton.

Terdapat tiga jenis batik yang menarik di kampung ini: batik klasik dengan motif pakem (batik tulis) yang menjadi produk unggulan kampung ini, batik cap, dan batik kombinasi cap dan tulis.

Dengan lebih dari 30 industri batik yang berkembang di kampung ini, pengunjung memiliki beragam pilihan untuk membeli batik khas Solo.

Salah satu hal yang membuat Kampung Batik Kauman unik adalah kesempatan bagi pengunjung dan penjual batik untuk berinteraksi langsung.

Mereka dapat mengunjungi rumah-rumah industri batik; melihat proses produksi batik; dan bahkan belajar teknik membatik.

Untuk menjelajahi pesona Kampung Batik Kauman, disarankan untuk berjalan kaki atau naik becak. Sebab, akses jalan di kampung ini terdiri dari gang-gang sempit.

Dengan berjalan kaki, Kamu dapat menikmati pemandangan bangunan-bangunan bersejarah dengan arsitektur khas Jawa-Belanda, seperti rumah joglo dan limasan yang menambah pesona kampung ini.

Kampung Batik Kauman bukan hanya tempat berbelanja batik, tetapi juga sebuah destinasi budaya yang memadukan sejarah, seni, dan tradisi.

Jelajahi kampung ini untuk merasakan keajaiban batik Solo yang tak pernah pudar dan pelajari lebih lanjut tentang warisan budaya yang berharga ini.

 

Tags

Terkini