Studi WWA ini berfokus pada wilayah yang meliputi barat daya AS dan Meksiko, serta Guatemala, Belize, El Salvador, dan Honduras.
Wilayah-wilayah tersebut disinyalir sebagai wilayah yang juga mengalami suhu tinggi yang berbahaya.
Para ilmuwan menyatakan bahwa lima hari terpanas di seluruh wilayah pada bulan Juni menjadi sekitar 1,4°C lebih panas akibat perubahan iklim.
Karina Izquierdo, Penasihat Perkotaan untuk wilayah Amerika Latin dan Karibia di Pusat Iklim Palang Merah, menambahkan, "Setiap pecahan derajat pemanasan mengekspos lebih banyak orang pada panas berbahaya."
"Tambahan 1,4°C panas yang disebabkan oleh perubahan iklim bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati bagi banyak orang selama bulan Mei dan Juni," lanjutnya.
Pejabat Meksiko telah mengaitkan gelombang panas dengan kematian sejumlah orang, termasuk kematian monyet howler di negara bagian selatan Tabasco.
Para ilmuwan menekankan bahaya dari suhu malam yang tinggi, yang merupakan ancaman serius bagi kesehatan karena tubuh tidak memiliki waktu untuk beristirahat dan pulih.
Kelompok WWA melakukan studi atribusi cepat pada peristiwa cuaca di seluruh dunia untuk menilai peran perubahan iklim dalam tingkat keparahan mereka.
Para ilmuwan memeriksa peristiwa tersebut dan membandingkannya dengan sebuah model penelitian.
Model penelitian tersebut mengkaji tentang kemungkinan apa yang akan terjadi di dunia yang tidak terkena pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.