PANDE.co.id - Penangkapan buronan Egi/Pegi alias Perong oleh Tim Polda Jawa Barat bersama Bareskrim Mabes Polri pada Rabu, 22 Mei 2024, mengakhiri pelarian delapan tahun yang menyelubungi banyak kontroversi.
Sosok yang selama ini dianggap sebagai anak dari pejabat kepolisian ternyata bukanlah anak dari aparat negara, melainkan putra seorang asisten rumah tangga.
Fakta ini mematahkan asumsi yang telah berkembang di masyarakat akibat penggambaran dalam film "Sebelum Vina 7 Hari."
Boyke Luthfiana Syahrir, Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (IKA FH) Universitas Pasundan dan praktisi hukum muda di Jawa Barat, mengkritik keras film tersebut.
Menurutnya, film yang disutradarai oleh Dheeraj Kalwan dan diproduksi oleh Deep Company ini, telah menggiring opini publik dengan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam film tersebut, Egi/Pegi alias Perong digambarkan sebagai anak dari pejabat kepolisian yang terlindungi dari jerat hukum, menimbulkan persepsi negatif terhadap institusi kepolisian di mata masyarakat.
Boyke menegaskan bahwa fakta yang ditemukan selama ini menunjukkan bahwa Egi/Pegi bukanlah anak dari pejabat kepolisian.
Penggiringan opini yang dilakukan film tersebut, menurut Boyke, sangat merugikan citra kepolisian.
Ia meminta agar Deep Company segera menarik klaim "Kisah Nyata" dari judul film dan merevisi adegan-adegan yang tidak sesuai dengan fakta persidangan.
Selain itu, Boyke juga menyarankan agar film tersebut ditarik dari peredaran dan dilakukan revisi mendalam terhadap konten yang ada.
Jika Deep Company tidak segera mengambil tindakan, Boyke dan Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum Universitas Pasundan berencana mengajukan somasi terbuka sebagai bentuk protes terhadap pencemaran nama baik institusi kepolisian.
Langkah ini diambil bukan hanya untuk melindungi kepolisian, tetapi juga sebagai upaya menjaga integritas hukum dan keadilan di masyarakat.
Boyke berharap, tindakan tegas ini dapat menjadi pembelajaran bagi para pembuat film agar lebih berhati-hati dalam menyajikan informasi, terutama yang berkaitan dengan institusi publik dan hukum.
Dengan tertangkapnya Egi/Pegi, Boyke mengajak masyarakat untuk tetap kritis terhadap informasi yang disajikan oleh media, terutama yang berpotensi menggiring opini tanpa dasar fakta yang kuat.