"Ini adalah ibadah haji saya yang ke-18, dan menurut pengalaman saya, petugas pengendali dari Saudi bukanlah fasilitator," tuturnya.
"Mereka mengontrol, tetapi mereka tidak membantu," tambahnya.
Ia menjelaskan pentingnya fasilitator agar para Jemaah dapat diarahkan dan dijaga dengan baik.
"Pada tahun-tahun sebelumnya, belokan balik untuk mengakses tenda masih terbuka, tetapi sekarang semua rute tersebut telah ditutup," ia melanjutkan.
"Akibatnya, seorang jemaah biasa, bahkan jika tinggal di tenda Kategori A di Zona I, harus berjalan 2,5 kilometer di bawah panas musim panas untuk mencapai tenda mereka," sambungnya.
Acha menerangkan bahwa penutupan beberapa rute juga menjadi kendala bagi perjalanan para jamaahnya.
"Jika ada keadaan darurat di rute ini, tidak ada yang akan datang menolong selama 30 menit," ungkapnya.
Tidak ada fasilitas apapun untuk menyelamatkan nyawa, maupun titik air di sepanjang jalur ini," ia menambahkan.
Jemaah Tidak Terdaftar
Untuk menunaikan haji, seorang jemaah harus mengajukan visa khusus untuk ibadah Haji.
Namun, saat ini banyak oknum yang mencoba melakukan ibadah haji tanpa dokumen yang resmi.
Meskipun, ada upaya dan sanksi tegas dari Pemerintah Saudi dalam rangka menindak hal tersebut.
Jemaah tanpa dokumen yang resmi umumnya sering menghindari para petugas, bahkan ketika mereka tengah mengalami keadaan darurat.
Masalah 'Haji tidak resmi' ini diyakini menjadi salah satu penyebab pada maraknya kasus kematian saat ibadah haji.