JAKARTA, PANDE.co.id - Mohammad Hatta menjadikan teladan kepada kita bahwa menjadi Pemimpin tidak boleh malas.
Dilansir dari Buku Perhimpunan Indonesia dan Pergerakan Kebangsaan, tampak bahwa Muhammad Hatta adalah seorang yang tekun dan pekerja keras.
Sejak masa belia, Hatta adalah seorang yang pendiam dan suka belajar. Ia sangat suka membaca. Buku bahan bacaannya bahkan yang paling banyak di antara mahasiswa di negeri Belanda.
Ketika teman-temannya, mahasiswa yang ada di Belanda, sedang asyik menghabiskan waktunya untuk berlibur dan berdansa, Hatta tidak demikian.
Hatta justru merupakan sosok manusia yang paling sedikit menghabiskan waktunya untuk berlibur, berdansa, dan nonton film.
Dari bahan bacaannya itulah, Hatta meresapi ilmu-ilmu politik, sosial, dan ekonomi lebih unggul dibanding teman-temannya.
Berbagai macam ideologi dari paling kanan hingga paling kiri ia pahami dan kritisi.
Sebagai contoh, ideologi marxisme yang tren dan menjadi rujukan pergerakan kala itu. Menurut buku itu, Hatta sangat memahami marxisme dibanding teman-temannya yang juga turut mendalaminya.
Sekalipun marxisme juga dikritik oleh Hatta lantaran tidak serta merta mampu diimplementasikan dalam ranah masyarakat Indonesia, tetapi Hatta menguasai bagaimana marxisme itu bekerja.
Sehingga, dalam pergelutan pemikirannya yang begitu panjang itu, membuat Hatta menghasilkan pemikiran baru.
Politik Pergerakan
Bahkan, ketika menghabiskan studi Belanda, Hatta lebih banyak menghabiskan waktunya dalam politik pergerakan.
