PANDE.co.id - Negara-negara di Benua Asia pada masa kini mulai diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan dalam sepak bola dunia.
Jepang dan Korea Selatan menjadi dua negara dari Benua Asia yang secara konsisten selalu lolos putaran final Piala Dunia selama beberapa tahun terakhir.
Tidak hanya konsistensi dalam segi keikutsertaan dalam turnamen Piala Dunia, Jepang dan Korea Selatan juga menjadi dua negara Asia yang pemainnya banyak berkarir di liga-liga Eropa.
Sebut saja nama yang sudah gantung sepatu seperti Hidetoshi Nakata dan Park Ji Sung, hingga Son Heung-min serta Kaoru Mitoma yang masih aktif bermain.
Kedua negara Asia Timur ini mendaulat diri menjadi raksasa sepak bola Asia dengan sederet prestasi baik di Asia maupun dunia serta diaspora pemainya.
Namun dari sekian banyak pemain Jepang dan Korea Selatan yang bermain di liga-liga Eropa saat ini, mari kita berkenalan dengan perintis dari masing-masing negara.
Kebetulan, perintisnya berasal dari Jepang maupun Korea Selatan.
Mereka memulai karir di negara yang sama yaitu Jerman (ketika itu masih bernama Jerman Barat) yang telah dikenal sebagai salah satu kekuatan sepak bola dunia.
Yasuhiko Okudera
Yasuhiko Okudera saat bermain untuk 1. FC Koln. (Facebook / 1. FC Koln Museum)
Yasuhiko Okudera memulai karir di Jerman ketika bergabung dengan FC Köln dari Furukawa Electric (sekarang JEF United Chiba) pada 1977.
FC Köln ketika itu dilatih oleh Hennes Weisweiler.
Hennes Weisweiler tertarik merekrut Okudera setelah secara langsung melihat permainannya di Jerman.
Okudera melakukan debutnya pada tanggal 5 Oktober 1977, menjadi pemain Jepang pertama yang bermain sepak bola di Eropa.
Pada tahun itu juga FC Köln memenangkan gelar Bundesliga.
Pada tanggal 20 Desember, ia mencetak gol pertamanya untuk Köln dan mencetak dua gol dalam kemenangan 9-0 atas Schwarz-Weiß Essen di Perempat final DFB-Pokal.
Pada tanggal 20 Desember, ia mencetak gol pertamanya untuk Köln dan mencetak dua gol dalam kemenangan 9-0 atas Schwarz-Weiß Essen di Perempat final DFB-Pokal.
Pada tanggal 8 April 1978, ia mencetak gol pertamanya di Bundesliga dalam kemenangan 2-0 melawan 1. FC Kaiserslautern.
Pada 11 April 1979, Okudera mencetak gol saat bermain imbang 3–3 melawan Nottingham Forest F.C.
Di leg pertama semifinal Piala Eropa dan ia menjadi pemain Asia pertama yang mencetak gol dalam pertandingan Piala Eropa.
Setelah membela FC Köln, Okudera sempat bermain untuk dua klub Jerman lainnya yaitu Hertha Berlin dan Werder Bremen.
Ketika bermain di Werder Bremen, pelatih Otto Rehhagel memainkannya sebagai attacking full-back dan bukan sebagai pemain sayap.
Bersama Werder Bremen, Okudera menempati posisi kedua di liga sebanyak tiga kali antara 1981–82 dan 1985–86.
Pada 1986 Okudera memutuskan kembali ke Jepang untuk bergabung dengan klub yang membesarkan namanya di Jepang yaitu Furukawa Electric hingga mengakhiri karir profesionalnya di tahun 1988.
Ia menjadi salah satu pemain profesional pertama yang diakui di Japan Soccer League (JSL).
Cha Bum-kun
Cha Bum-kun
Cha Bum-kun, legenda Korea Selatan saat bermain untuk Eintracht Frankfurt. (Instagram / @theafchub)
Ketika bermain untuk tim nasional Korea Selatan di President Park's Cup Football Tournament 1978, Cha menarik perhatian Dieter Schulte, pelatih Eintracht Frankfurt saat itu.
Ketika itu Dieter Schulte mendapat undangan untuk menjadi pengamat di turnamen tersebut.
Pada bulan November 1978, Dieter Schulte mengirim surat kepada KFA (Asosiasi Sepak Bola Korea).
Dieter Schulte menyarankan uji coba untuk Cha di Jerman Barat.
Meskipun pelatih Eintracht Frankfurt yang pertama kali mengendus bakat Cha, klub Jerman pertama yang dibela oleh Cha adalah Darmstadt 98.
Bersama Darmstadt 98 ia menandatangani kontrak selama enam bulan. Namun, Cha hanya menghabiskan kurang dari sebulan di Darmstadt.
Setelah mengakhiri kebersamaannya dengan Darmstadt 98, akhirnya Cha bergabung dengan klub yang pertama kali mengetahui potensinya yaitu Eintracht Frankfurt pada 1979.
Setelah mengakhiri kebersamaannya dengan Darmstadt 98, akhirnya Cha bergabung dengan klub yang pertama kali mengetahui potensinya yaitu Eintracht Frankfurt pada 1979.
Bersama klub inilah ia menunjukkan kemampuan terbaiknya. Cha membantu Frankfurt memenangkan gelar Piala UEFA pertamanya pada musim 1979–1980.
Ia disebut sebagai pemain kelas dunia oleh sebuah majalah sepak bola terkenal Jerman yaitu, kicker.
Cha juga dinilai sebagai "pemain yang tak terhentikan" oleh Sir Alex Ferguson (manajer Aberdeen saat itu) dan "salah satu penyerang terbaik di dunia" oleh Lothar Matthäus.
Klub terakhir yang dibela Cha adalah Bayer Leverkusen.
Ia bergabung pada 1983 hingga memutuskan gantung sepatu pada 1989.