Burhanuddin juga menjelaskan bahwa dalam pilkada serentak kali ini, terdapat dua fenomena baru yang memengaruhi dinamika politik.
"Menurut saya ini bagian dari yang tadi mas Mada sebut diawal, yaitu ada dua fenomena baru yang terjadi dalam pilkada serentak sekarang dan apa efeknya," jelas Burhanuddin.
Ia mengatakan bahwa pemilihan serentak ini cukup membuat kebingungan baik di kalangan elite politik ataupun massa.
"Dan dari data yang kita punya, itu ada informasi sedikit yang kita bisa indikasikan bahwa pemilu serentak ini membuat kebingungan di tingkat elite dan di tingkat massa," tutur Burhanuddin.
Ia pun menerangkan alasan dari statement yang ia berikan sebelumnya.
"Karena calon yang punya kompetisi dan punya daya ungkit elektoral itu terbatas, dan dipertarungkan di ratusan wilayah," terang Burhanuddin.
"Itu ada kesulitan buat calon tersebut untuk mempenetrasi ke pemilih dan ada kepentingan elite yang tarik menarik," lanjutnya.
"Apakah calon tersebut dibawa ke satu wilayah tertentu atau ke tempat wilayah yang lain," ia menambahkan.
Dampak Fenomena Tersebut Terhadap Kaesang
Fenomena ini, menurut Burhanuddin, juga berlaku untuk Kaesang Pangarep.
"Dan itu bisa dijelaskan dalam konteks Kaesang, termasuk juga nama-nama yang lain."
Burhanuddin mengatakan bahwa Kaesang cenderung lebih banyak terlihat berkampanye di Jakarta daripada Jawa tengah.
"Kaesang ini kalau kita runut, secara sistematik sebenarnya lebih terlihat berkampanye di Jakarta ketimbang di Jawa Tengah, begitu kan?" ujar Burhanuddin.
"Jadi kalau kita lihat kan sebenarnya blusukan dia itu lebih banyak di Jakarta," lanjutnya.