Misalnya, dalam pidato, wawancara, atau diskusi di media, menggunakan singkatan nama membuat penyampaian pesan menjadi lebih cepat dan efektif.
Hal ini juga berlaku dalam penulisan berita di media massa, di mana penggunaan singkatan dapat menghemat ruang dan membuat berita lebih mudah dibaca.
4. Menciptakan Kesan Kedekatan Dan Kerendahan Hati
Beberapa politisi menggunakan singkatan nama untuk menciptakan kesan kedekatan dengan masyarakat.
Contohnya, Joko Widodo yang lebih dikenal sebagai "Jokowi", memberi kesan bahwa ia adalah sosok yang sederhana dan dekat dengan rakyat.
Begitu juga dengan "Cak Imin" yang digunakan oleh Muhaimin Iskandar, memberikan nuansa yang lebih merakyat dan akrab.
5. Membedakan Dari Nama Lain Yang Serupa
Di Indonesia, banyak nama yang serupa atau bahkan sama.
Dengan menggunakan singkatan yang unik, politisi dapat membedakan diri mereka dari orang lain yang memiliki nama serupa.
Misalnya, nama "Prabowo" cukup umum, tetapi "PS 08" jelas merujuk pada Prabowo Subianto, terutama dalam konteks pemilu 2024.
6. Kepraktisan Di Era Digital
Di era digital, di mana media sosial dan platform online menjadi alat komunikasi utama, singkatan nama yang pendek lebih praktis digunakan sebagai username, hashtag, atau tagar.
Ini memudahkan pengikut dan pendukung untuk menemukan dan mengikuti aktivitas politisi di berbagai platform digital.
Fenomena penggunaan singkatan nama di kalangan politisi Indonesia bukan hanya soal gaya, tetapi juga bagian dari strategi komunikasi dan pemasaran politik yang cerdas.