JAKARTA, PANDE.co.id - Pengamat Politik dari FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah, menyatakan bahwa masing-masing calon presiden (Capres) tetap pada sikapnya, Anies Baswedan dengan kekritisannya; Prabowo Subianto dengan optimisme keberlanjutannya; dan Ganjar Pranowo dengan kedilematisannya
Meskipun begitu, manuver saling menjatuhkan jauh berkurang dibanding debat-debat sebelumnya.
Insan menerangkan bahwa Anies masih fokus pada kritik ketimpangan dan ketidaksetaraan bidang pendidikan dan kesejahteraan.
Ia akan menghapuskan dikotomi Jawa-Luar Jawa, kaya-miskin, desa-kota. Kemudian, lanjut Insan, Anies juga mengkritik perekonomian Indonesia yang hanya didominasi segelintir orang.
“Ia terinspirasi para pendiri bangsa unruk mengubah struktur kekuasaan yang dinilai sarat kepentingan golongan yang dinilai menghambat kemajuan mereka yang tidak memiliki akses,” terangnya dalam sambungan telepon, Senin, 5 Februari 2024.
Menurut Insan, narasi Anies yang ingin mengubah Jawa-sentrisme menjadi pemerataan ke daerah lain agaknya kontradiktif dengan kritiknya ke Ibu Kota Negara (IKN) dan pembangunan infrastruktur yang sebetulnya ditujukan untuk menciptakan pemerataan pembangunan.
Sementara, Insan melanjutkan, Prabowo melihat arah kebijakan secara optimis melanjutkan yang belum terwujud pada pemerintahan Jokowi.
“Ia mengusung ide transformasi bangsa yang berpijak pada perbaikan kualitas hidup dengan mencukupi gizi anak-anak Indonesia sejak dalam kandungan supaya terhindar dari stunting,” ungkap Insan.
Selain itu, Prabowo juga akan memenuhi kekurangan fasilitas kesehatan, rumah sakit, serta defisit dokter, dan tenaga kesehatan dengan membuka banyak program studi kedokteran di kampus-kampus.
Di bidang pendidikan, Prabowo akan fokus kepada bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi menuju Indonesia emas 2045.
Insan menerangkan, Prabowo memakai kata merebut teknologi dan pengetahuan yang selaras dengan program hilirisasi dan pembangunan infrastruktur, serta modernisasi sektor digital.
“Sayangnya, Prabowo yang selama ini ingin menggaet milenial dan gen z memilih kata makan gratis lebih penting ketimbang internet gratis, padahal bagi kaum muda internet sudah menjadi kebutuhan primer yang sama pentingnya", terangnya.
Sementara, Insan menilai Ganjar dilematis. Pada satu sisi, menurutnya, Ganjar menyerang kebijakan pemerintahan yang akan diteruskan Prabowo, tetapi sisi lain ia dan partainya tak terpisahkan dari kekuasaan Presiden Jokowi.