JAKARTA, PANDE.co.id – Pengamat Politik dari FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah, menyatakan bahwa ketiga pasangan calon (Paslon) Presiden-Wakil Presiden sepakat bahwa untuk punya peran global yang signifikan perlu pembenahan internal terlebih dahulu.
Pembenahan internal diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan daya tawar Indonesia dalam pergaulan internasional, namun mereka memiliki perbedaan fokus dalam peningkatan daya tawar.
Dalam debat ini, menurut Insan, para Paslon pada intinya sepakat bahwa kita baru dapat berperan di ranah global apabila sudah dapat memperbaiki kondisi internal, namun soal fokus isunya ketiga calon memiliki perbedaan fokus.
“Perbaikan dari sisi internal ini penting karena menentukan daya tawar Indonesia dalam pergaulan internasional,” kata Insan, dalam sambungan telepon, Senin, 8 Januari 2024.
Insan juga mengulas satu per satu penampilan Paslon presiden.
Menurut Insan, Anies Baswedan tampak begitu kuat pada ranah diplomasi budaya, climate change, isu-isu keamanan non tradisional dan peran Indonesia dalam merangkul negara-negara Selatan atau Global South.
Sayangnya, Insan berpendapat Anies tidak realistis ketika anggaran terbatas, namun menjanjikan kenaikan tunjangan yang besar kepada para aparatur negara.
Kemudian, Insan mengamati Anies juga tidak satu suara dengan calon wakilnya, Muhaimin Iskandar.
“Pada satu sisi ia ingin anggaran pertahanan naik jadi 1-2 persen, padahal Muhaimin menyatakan tidak perlu beli senjata pada kondisi damai,” sebutnya.
Sementara, Prabowo Subianto punya ide yang dewasa soal peran geopolitik Indonesia yakni non-blok dan bebas aktif, sedapat mungkin tidak bermusuhan dan masuk blok tertentu namun memiliki peran signifikan dalam perdamaian global.
“Agar Indonesia memiliki peran signifikan, maka Prabowo menekankan pentingnya nilai tambah melalui hilirisasi industri agar Indonesia punya posisi tawar yang tinggi,” ungkap Insan.
Menurut Insan, Prabowo juga punya kekuatan di pengetahuan soal ketentuan teknis seperti prioritas usia pakai alutista yang masih lama lebih penting ketimbang status bekas atau tidak.
Insan menyayangkan Prabowo tidak mengungkapkan data-data secara detail.