PANDE.co.id - Pada Debat Capres RI pertama pada 12 Desember 2023 silam, Anies Baswedan sedikit menyinggung Prabowo Subianto sebagai seseorang yang tidak tahan menjadi oposisi.
Ujaran ini dilontarkan Anies Baswedan lantaran Prabowo Subianto, setelah kalah dari Joko Widodo di Pilpres 2019, langsung bergabung dalam kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertahanan RI.
Lantas, benarkah ujaran Anies Baswedan bahwa Prabowo Subianto tidak tahan menjadi oposisi?
Prabowo Subianto sendiri merupakan seseorang yang berlatar belakang sebagai tentara yang sering terjun ke lapangan untuk menghadapi banyak situasi yang tidak bersahabat.
Namun, karirnya yang gemilang seketika buyar sejak ia diberhentikan dari TNI pada 1998.
Pada 22 Mei 1998 pukul 17.30 WIB, Prabowo Subianto dilengserkan Presiden B.J. Habibie dari jabatan Pangkostrad.
Semenjak itu, ia sempat pergi ke Yordania pada September 1998. Kemudian ia kembali ke Indonesia.
Ia diketahui mengikuti Konvensi Calon Presiden dari Partai Golkar pada tahun 2004.
Namun, ia kalah dari Akbar Tanjung, begitu pula 3 calon lainnya; Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Wiranto.
Setelah konvensi ini, keberadaan Prabowo Subianto tidak terlalu disorot.
Ia juga seperti tidak bergabung ataupun mendukung Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009) yang dipimpin Presiden SBY.
Empat tahun berselang, ia bersama Suhardi mendirikan Partai Gerindra yang akhirnya berdiri pada 6 Februari 2008.
Ia pun dipinang oleh Megawati Soekarno Putri untuk menjadi Cawapres RI pada Pilpres 2009, namun hasilnya mereka kalah dari pasangan SBY-Boediono.
PDIP dan Partai Gerindra sejak 2009 hingga 2014 konsisten tidak masuk ke dalam koalisi pemerintah era Presiden SBY.