JAKARTA, PANDE.co.id – Pengamat politik dari Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah, menganalisis bahwa keterlibatan Iran pada serangan Palestina ke Israel dilhawatirkan menjadikan isu Israel-Palestina dari pembebasan kolonialisme Israel menjadi Proxy War.
“Apabila Palestina sudah menjadi lokasi Proxy War maka masalah akan semakin jauh dari resolusi konflik,” ungkap Insan dalam sambungan telepon, Senin, 9 Oktober 2023.
Sebagai informasi, pada 7 Oktober 2023, Faksi Hamas Palestina melakukan serangan roket besar-besaran ke wilayah yang diduduki Israel dan menewaskan lebih dari 250 orang.
Sehari setelahnya, media Times of Israel menyebutkan bahwa juru bicara Hamas Ghazi Hamad menyatakan kepada media BBC bahwa mereka mendapatkan dukungan Iran dalam serangan tersebut.
Iran menyatakan dukungan atas langkah faksi Hamas Palestina tersebut dan serangan tersebut adalah hak Palestina untuk membela diri dari penindasan.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan sikapnya tetap mendukung Palestina merdeka dari penjajahan Israel, serta menyalahkan Amerika Serikat dan dunia barat karena terlalu fokus mendukung Ukraina sehingga isu Palestina-Israel terbengkalai.
Menurut Insan, masyarakat aktivis internasional sebelumnya menentang aksi kolonialisme Israel atas tanah orang-orang Palestina secara progresif.
Namun, momentum ini didukung Iran dan langkah Rusia untuk menyerang dunia barat.
Sehingga, menurut Insan, potensi konflik yang dimanfaatkan kepentingan kekuatan besar semakin mengarah kepada proxy war.
Insan menyadari bahwa Iran, Rusia,Cina, dan Korea Utara saat ini menjadi rival kekuatan barat yang mendukung Israel, dari sisi konstelasi geopolitik global.
“Iran juga selama ini menjadi supplier senjata utama Rusia di Perang Rusia-Ukraina, di tengah embargo dunia barat,” ungkap insan.
Meskipun demikian, Iran baru saat ini terang-terangan mendukung serangan Palestina.
Bila tensi geopolitik dunia semakin memanas, Insan mengatakan bukan tidak mungkin gerakan progresif masyarakat internasional untuk membebaskan tanah Palestina dari kolonialisme Israel menjadi sia-sia.