PANDE.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI gencar memperkuat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri melalui kebijakan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Kolaborasi intensif dilakukan dengan berbagai pihak, salah satunya melalui proyek Skills for Competitiveness (S4C) dengan pemerintah Swiss.
Menurut Masrokhan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kemenperin, kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia dengan menyiapkan tenaga kerja profesional dan kompeten.
Program ini juga melibatkan kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
Salah satu inisiatif kolaboratif yang diimplementasikan adalah percepatan implementasi Dual System Industrial Vocational Education (Dual VET) di empat kampus binaan Kemenperin.
4 Kampus binaan Kemenperin RI tersebut mencakup Politeknik Industri Logam Morowali, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal, Politeknik Industri Petrokimia Banten, dan Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng.
Emmy Suryandari, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, menekankan bahwa keempat kampus tersebut, dari total 13 kampus Kemenperin, fokus pada sektor-sektor industri dan telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 1.600 perusahaan.
Setiap tahun, mereka berhasil menyalurkan 5000 lulusan yang siap bersaing di pasar kerja.
Sebagai upaya lanjutan, baru-baru ini BPSDMI Kemenperin menggelar pelatihan dengan tema "Future Polytechnic: Towards Dual VET 4.0".
Peserta pelatihan berasal dari berbagai politeknik di bawah naungan Kemenperin RI dan kementerian lainnya.
Tujuannya adalah mencari solusi inovatif dalam manajemen politeknik yang dapat menghadapi tantangan global saat ini dan di masa depan.
Dalam mendukung pengembangan Dual VET di Indonesia, International Labour Organization (ILO) dan International Training Centre of International Labour Organization (ITC-ILO) turut berkomitmen.
Naceur Chraiti, pakar internasional dari ILO, menyatakan dukungannya, menggarisbawahi pentingnya peningkatan keterampilan sebagai respons terhadap tantangan perkembangan skills.
Wisnu Wibowo, Ketua Komite Tetap Pelatihan Vokasi, mengapresiasi langkah Kemenperin dalam melaksanakan pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri.