PANDE.co.id - Sejak kemerdekaan Republik Indonesia, sebagian besar presiden yang memimpin negeri ini adalah keturunan suku Jawa. Hanya satu pengecualian, yaitu B.J. Habibie.
Alasan di balik fenomena ini menjadi perdebatan yang menarik dalam politik Indonesia.
Presiden Indonesia yang lahir dari suku Jawa termasuk tokoh besar seperti Soekarno, Soeharto, Joko Widodo, Gus Dur, dan Megawati.
Mengapa suku Jawa begitu dominan dalam kepemimpinan Indonesia?
Menurut Developing Countries Studies Center (DCSC), ada beberapa alasan di balik fenomena ini.
Salah satunya adalah fakta sejarah politik Indonesia yang melibatkan banyak figur bersuku Jawa dalam kelompok-kelompok dominan, baik yang beraliran nasionalis, agamis, maupun komunis.
Keterlibatan suku Jawa dalam berbagai spektrum ideologi politik telah membuka jalan bagi mereka dalam mencapai jabatan presiden.
Selain faktor sejarah, ada pula aspek budaya dan kepercayaan yang memengaruhi pemilihan presiden.
Dalam budaya Jawa, terdapat ramalan-ramalan seperti Ramalan Jayabaya, yang membahas perkembangan politik dan kepemimpinan Indonesia hingga ratusan tahun ke depan.
Ramalan ini dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap calon-calon presiden.
Selain itu, sensus kependudukan menunjukkan bahwa Suku Jawa memiliki populasi terbesar di Indonesia, mencapai 40,22% dari total penduduk.
Hal ini menciptakan pemilih sosiologis yang lebih cenderung memilih calon yang memiliki kesamaan identitas kultural dengan mereka.
Sehingga, pulau Jawa memiliki pemilih terbesar dalam pemilu, yang menjadikan calon presiden dari suku Jawa memiliki peluang besar untuk memenangkan pemilihan umum.
Dengan sejarah politik, budaya, dan demografi yang kuat, tidak mengherankan bahwa sebagian besar presiden Indonesia berasal dari suku Jawa.