JAKARTA, PANDE.co.id – Isu penjualan senjata ilegal dari Indonesia ke Myanmar saat berlangsung konflik fisik internal di negara mereka ditanggapi sejumlah pengamat.
Analis politik dari Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah, menyatakan bahwa persoalan hubungan gelap Indonesia dan Myanmar itu tidak bisa terlepas dari faktor historis.
“Berkaca dari perspektif historis, sejatinya hubungan Indonesia dengan rezim junta Myanmar sudah berlangsung lama, sejak era Orde Baru,” ungkap Insan melalui sambungan telepon, Rabu, 4 Oktober 2023.
Menurut Insan, hal itu tidak bisa dilepaskan dari kajian Professor Sai Khaing Myo Tun, seorang akademisi dari Departemen Hubungan Internasional Yangoon, University of Foreign Languages, yang juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan Myanmar.
Dalam jurnal ilmiahnya, sebut Insan, sejumlah besar delegasi Myanmar yang dipimpin Jenderal Khun Nyunt mempelajari bagaimana intervensi militer dalam politik di Indonesia dapat begitu stabil pada Desember 1993.
Pada Juni 1995, pemimpin junta militer Myanmar, Senior Jenderal Than Shwee sendiri mengunjungi Indonesia, yang kemudian dibalas kunjungan oleh Presiden Soeharto ke Myanmar pada 1997.
Insan mengatakan, Myanmar bahkan menerjemahkan konstitusi Indonesia yang berlaku pada Orde Baru untuk diberlakukan di Myanmar sehingga tercipta stabilitas yang diinginkan rezim junta.
“Bahkan, sistem dominasi satu partai juga ditiru untuk menunjang stabilitas kekuasaan militer di sana,” ungkap Insan.
Dengan demikian, Insan menganalisis bahwa hubungan Indonesia dan Myanmar cukup dekat secara historis.
“Besar kemungkinan tersisa residu-residu jejaring distribusi persenjataan yang berasal Dari RI ke Myanmar. Meskipun, kebenarannya masih harus diinvestigasi lebih jauh,” pungkasnya.
Sebagai informasi, belakangan terjadi isu bahwa terdapat transaksi jual beli senjata illegal dari Indonesia ke Myanmar.
Penjualan senjata itu terjadi sejak satu dekade terakhir, termasuk setelah dugaan pembantaian etnis minoritas Rohingya di Myanamar dan kudeta junta militer setahun lalu.
Senjata-senjata yang dijual antara lain senapan serbu, pistol, kendaraan tempur, amunisi, dan peralatan militer lain.