PANDE.co.id - Dalam sebuah podcast yang diselenggarakan oleh Forum Ngopdar dengan tema "Ngobrol Politik Bersama Darwin," Frank Wawolangi, Ketua Relawan Anak Kemaren Sore Indonesia, mengungkapkan pandangannya terkait peran Gibran Rakabuming Raka sebagai perwakilan generasi milenial dalam politik Indonesia.
Dalam wawancara tersebut, Frank Wawolangi menyoroti pentingnya memahami bahwa Gibran Rakabuming Raka tidak hanya mewakili pemerintah saat ini, tetapi lebih sebagai perwakilan dari generasi milenial.
"Terkait sosok Gibran, saya mencoba untuk mengembalikan urusan ini kepada Gibran yang merepresentasikan generasinya dia (milenial)," ungkap Frank.
Salah satu poin penting yang diangkat adalah statistik dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024.
Menurut KPU, dari total DPT yang mencapai sekitar 204 juta orang, pemilih di bawah 45 tahun mencapai sekitar 112 juta orang, atau sekitar 56% dari total DPT.
Frank menekankan bahwa mayoritas pemilih adalah generasi muda, dan Gibran Rakabuming Raka menjadi simbol perubahan yang diwakili oleh mayoritas tersebut.
Namun, dia juga menyuarakan keprihatinan terkait persepsi negatif terhadap generasi muda dalam dunia politik.
"Ini yang jadi pokok permasalahan bangsa kita saat ini, di mana ada status quo dalam politik Indonesia yang tidak mau posisinya digantikan," ujarnya.
Lebih lanjut, Frank menyebutkan bahwa pandangan negatif terhadap generasi muda tercermin dalam kalimat-kalimat seperti "kamu tidak tahu apa-apa," "kamu tuh masih muda," "kamu tuh masih ingusan," dan "kamu tuh masih tidak pantas memimpin negara ini."
Menurutnya, hal ini mencerminkan masalah mindset dalam politik Indonesia, di mana ada resistensi terhadap pergantian generasi.
"Saya tidak bicarakan mereka punya umur, tapi mindset dari umur mereka itu tidak mau diganti dengan generasi yang lebih baru. Dan Gibran mewakili itu," tandas Frank.
Dengan demikian, pernyataan Frank Wawolangi membuka diskusi mengenai pentingnya memberikan ruang dan dukungan kepada generasi muda.
Utamanya adalah dalam konteks kepemimpinan politik, agar mereka dapat berkontribusi secara positif dan memimpin bangsa ke arah yang lebih baik.