PANDE.co.id - Ganjar Pranowo, politisi PDIP yang diusung sebagai calon presiden, mengalami penurunan elektabilitas menurut survei yang dilakukan oleh IPO pada 10-17 November 2023.
Dilansir dari akun instagram @PinterPolitik pada 21 November 2023, Anies Baswedan yang biasanya berada di posisi ketiga, kini naik menyalip Ganjar Pranowo ke posisi dua.
Survei tersebut menempatkan Prabowo Subianto di puncak dengan 37,5%, Anies Baswedan di posisi kedua dengan 32,7%, dan Ganjar Pranowo turun ke posisi ketiga dengan 28,3%.
Menanggapi hal ini, akun Instagram @PinterPolitik memberikan saran kepada Ganjar Pranowo untuk meningkatkan elektabilitasnya.
Salah satu saran utama adalah terkait dengan komunikasi politik yang harus terukur.
Internal PDIP dinilai kurang kompak dalam memberikan pernyataan, terutama dengan adanya dukungan kepada Prabowo dari beberapa anggota, seperti Budiman Sudjatmiko, yang belakangan dikeluarkan, dan Effendi Simbolon.
Selain itu, seringkali ada klarifikasi atas pernyataan dari sesama kubu Ganjar.
Contoh terakhir adalah klarifikasi Puan Maharani, bahkan Mahfud MD, sang cawapres Ganjar, pada pernyataan Ganjar yang menyerang ranah hukum yang jelek pada Pemerintahan Jokowi.
Padahal, jika ditelaah lebih jauh, ranah hukum di pemerintahan dipegang oleh kubunya sendiri, yaitu Mahfud MD sebagai Menkopolhukam dan Yasonna Laoly sebagai Menkumham.
Selanjutnya saran dari akun @PinterPolitik adalah strategi perkuat personal branding harus menjadi fokus penting.
Personal branding Ganjar saat ini dinilai tidak jelas setelah Jokowi pindah haluan ke Prabowo.
Sebelumnya, Ganjar dikenal sebagai penerus Presiden Jokowi, namun sejak pindah haluan, banyak kritik yang balik dilontarkan.
Di samping itu, narasi perubahan sudah melekat pada Anies Baswedan, sehingga Ganjar Pranowo kesulitan untuk membangun citra yang serupa.
Hal ini semakin sulit karena partai pendukung Ganjar merupakan partai pemerintahan.