Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara menjadi wilayah dengan potensi terbesar.
Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, menekankan pentingnya terus melakukan eksplorasi nikel agar Indonesia dapat lebih mandiri dalam produksi nikel.
Melalui hilirisasi, nilai tambah bagi negara dapat terus bertambah.
"Badan Geologi giat melakukan eksplorasi nikel untuk merekomendasikan wilayah baru kepada Ditjen Minerba sebagai Wilayah Usaha Pertambangan. Potensi logam pada endapan nikel laterit perlu dievaluasi dan diidentifikasi untuk memanfaatkan nikel dengan lebih baik," ungkap Eko.
Eksplorasi cebakan nikel lebih mudah diarahkan pada endapan mineral logam tipe laterit, mengingat potensinya yang lebih ekonomis.
Indonesia, sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia pada tahun 2019, telah menempatkan diri sebagai pemain utama dalam industri ini.
Dengan mengoptimalkan hilirisasi nikel, Indonesia dapat memperkuat industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku, menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih baik.