PANDE.co.id - Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang terletak di Tangerang, Banten, memiliki sejarah panjang yang berawal pada era Orde Baru, ketika menggantikan peran Bandar Udara Internasional Kemayoran.
Transformasi bandara ini menjadi salah satu yang terbesar dan terpenting di Indonesia telah membawa dampak besar pada konektivitas udara negara ini.
Bandar Udara Internasional Kemayoran, yang pernah menjadi bandara utama Jakarta, mulai menutup pintunya ketika Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta diresmikan.
Penutupan ini resmi dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 1985 pukul 00:00 WIB.
Pada saat itu, penumpang yang sudah melakukan proses boarding di Kemayoran diangkut dengan bus menuju Soekarno-Hatta karena semua penerbangan dari Kemayoran telah dialihkan ke bandara yang baru.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta diberi nama untuk menghormati dua tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia; Soekarno dan Mohammad Hatta.
Pembangunan bandara ini dimulai pada tahun 1975 dan berlangsung hingga 1981.
Peran penting Angkasa Pura II dalam mengelola dan mengupayakan pengusahaan Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta dimulai sejak 13 Agustus 1984.
Perusahaan ini awalnya bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, kemudian berubah menjadi Perum Angkasa Pura II pada tahun 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986.
Selanjutnya, pada tahun 1992, perusahaan ini berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Terminal 1 menjadi terminal pertama yang selesai dibangun pada tahun 1985.
Terminal ini terletak di sisi selatan bandara dan memiliki tiga sub-terminal, yaitu A, B, dan C.
Kemudian, Terminal 2 selesai pada tahun 1992, terletak di sisi utara bandara dan memiliki tiga sub-terminal yang diawali dengan huruf D, E, dan F.
Dalam perjalanannya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah menjadi pusat konektivitas udara yang vital di Indonesia.