Pertama-tama, Prabowo menyatakan bahwa anggaran untuk program tersebut telah dihitung secara cermat, dan dia yakin bahwa program ini dapat direalisasikan.
Dia menekankan pentingnya skema dan sistem yang baik dalam pelaksanaan program ini untuk memastikan bahwa manfaatnya sampai kepada siswa dengan tepat.
Prabowo juga menyoroti masalah kebocoran yang sering terjadi dalam pelaksanaan program-program pemerintah di masa lalu.
Dia menegaskan bahwa pemerintahannya akan berupaya keras untuk memastikan tidak ada kebocoran dalam program makanan bergizi gratis ini.
Dalam konteks distribusi susu gratis, Prabowo menekankan pentingnya penyesuaian dengan kondisi lokal.
Sebagai contoh, di daerah seperti Maluku Barat Daya, dimana produksi susu kerbau melimpah, pemberian susu kerbau menjadi pilihan yang tepat.
Namun, di daerah lain dimana susu tidak mudah didapat, fokus akan dialihkan ke bahan pangan bergizi lain seperti ikan dan telur.
Prabowo juga mencatat bahwa dalam beberapa kasus, telur dapat menjadi alternatif yang lebih baik daripada susu dalam hal kandungan protein dan mineralnya.
Oleh karena itu, program ini akan disesuaikan dengan tipologi dan kebutuhan masing-masing daerah.
Dia menegaskan bahwa penting untuk memperlakukan setiap daerah secara fleksibel, mengingat perbedaan geografis dan kebutuhan masyarakatnya.
Prabowo meyakini bahwa yang terpenting adalah memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan akses ke makanan bergizi, dan itu harus menjadi prioritas utama dalam implementasi program ini.
Dengan komitmennya yang kuat dan pendekatan yang cermat terhadap masalah distribusi dan efisiensi, Prabowo Subianto menjanjikan sebuah langkah signifikan menuju peningkatan kesejahteraan anak-anak Indonesia melalui program makanan bergizi gratis ini.
