habitat

Arti Greenflation, Climateflation Dan Fossilflation Menurut Greenpeace. Simak!

Kamis, 25 Januari 2024 | 05:00 WIB
Ilustrasi bumi yang asri. (Pexels / Creative Vix)

PANDE.co.id - Organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia memberitahu masyarakat mengenai berbagai istilah seperti greenflation, climateflation dan fossilflation.

Pemberitahuan ini diumumkan melalui akun Instagram resminya @greenpeaceid, setelah istilah greenflation dipublikasikan Cawapres RI, Gibran Rakabuming Raka pada salah satu debat kandidat Pilpres 2024.

Menurut Greenpeace, greenflation adalah kenaikan tingkat harga atau inflasi yang terjadi akibat transisi hijau dari sektor yang merusak ke ramah lingkungan.

Salah satu aspek krusial dari Greenflation adalah perubahan dari energi fosil ke energi bersih dan terbarukan.

Menurut keterangan mereka, kenaikan harga ini dapat muncul dari berbagai faktor, di antaranya:

1. Penerapan Pajak Karbon

Pajak karbon diterapkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dan bahan bakar fosil, mengakibatkan kenaikan harga bahan bakar fosil.

2. Naiknya Tarif Listrik

Kenaikan tarif listrik terjadi karena biaya pembangkit energi terbarukan masih lebih tinggi dibandingkan pembangkit listrik batu bara pada fase awal transisi energi.

3. Meningkatnya Harga Bahan Baku Kendaraan Listrik Dan Panel Surya

Permintaan tinggi sementara pasokan rendah pada fase transisi menyebabkan kenaikan harga bahan baku kendaraan listrik dan panel surya.

 

Greenpeace mencatat bahwa penerapan pajak karbon telah memicu demonstrasi, seperti yang terjadi dengan Rompi Kuning di Prancis pada tahun 2018.

Meskipun greenflation menjadi tantangan dalam transisi energi bersih, Greenpeace menegaskan bahwa hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan transisi energi, yang dianggap sebagai suatu keharusan.

Halaman:

Tags

Terkini