PANDE.co.id - World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia meninjau status sumber daya air global.
Dalam tinjauannya, mereka mengungkapkan bahwa ada peningkatan signifikan dalam tingkat kekeringan di seluruh dunia.
Laporan ini menyoroti kondisi kekeringan saat ini adalah yang terburuk dalam 30 tahun terakhir, dengan lebih dari 40% wilayah yang dianalisis mengalami tingkat kekeringan yang lebih parah dari biasanya.
Kondisi ini mengakibatkan penurunan signifikan dalam aliran sungai dan tingkat kelembaban tanah yang rendah, terutama akibat dari gelombang panas yang melanda beberapa daerah.
Kekeringan ini juga berdampak pada tingkat air tanah, yang mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Hal ini menggambarkan dampak perubahan iklim yang semakin terasa dalam kondisi air di berbagai wilayah.
Gelombang panas yang sering terjadi bersamaan dengan kekeringan juga meningkatkan risiko kebakaran hutan, yang dapat menyebar lebih cepat karena kondisi tanah yang sangat kering.
Tujuan utama laporan WMO ini adalah memberikan pemahaman kepada para pembuat kebijakan dan pihak industri mengenai wilayah-wilayah yang berisiko mengalami kekeringan darurat atau telah menghadapi krisis air.
Laporan ini mencakup data tentang tingkat aliran sungai, tingkat air tanah, kelembaban tanah, dan penguapan.
Namun, pengumpulan data global yang akurat masih menjadi tugas yang sulit, sehingga digunakan model simulasi untuk menggantikannya.
Laporan ini juga menunjukkan beberapa dampak nyata dari kekeringan global.
Contohnya adalah, adanya kesulitan dalam menyediakan pendinginan yang diperlukan bagi pembangkit listrik tenaga nuklir di Prancis.
Di belahan dunia lain, wilayah seperti Amerika Selatan mengalami kekeringan yang serius.
Sementara itu di Australia, meskipun ada peningkatan curah hujan, tingkat air tanah di daerah Murray-Darling terus menurun di bawah rata-rata.